LAMPUKUNING.COM - Komposer Jambi Wiro A Sanie mengungkapkan
kekecewaan mendalamnya atas batalnya rencana konser akbar yang diencanakan
untuk memecah rekor MURI bagi HUT Jambi Mei lalu dimana konser tersebut telah
dipersiapkannya semenjak 40 tahun lalu.
“Sangat kecewa bahkan bisa dibilang saat ini saya dan
anggota tim telah mengalami depresi mental alias stress akibat batalnya rencana
konser yang telah sangat lama kita persiapkan itu, tapi apa hendak dikata,
itulah kenyataannya, tidak ada pihak yang berani menjadi sponsornya,” kata
Komposer Jambi yang dikalangan seniman akrab disapa Mbah Wiro di Jambi Senin
(29/06).
Mbah Wior pimpinan sangggar Melodien yang juga mengelola
Padepokan musik 212 (baca; Re Do Re) dan mengajar di berbgai sanggar atau
sekolah musik di jambi tersebut menambahkan, akibat batalnya rencana tersebut
saat ini para personil grup orkestra yang telah dilatihnya secara intensif
semenjak 5 tahun belakangan kini satu persatu menghilang dan meninggalkan grup.
“Mereka akhirnya satu persatu kini telah menghilang dan
tidak pernah hadir lagi di sanggar dengan alasan yang beragam, adanya mengaku
telah tamat sekolah dan melanjutkan studi ke kota lain, ada yang mengaku telah
menikah dan harus berkosentrasi mengurus keluarga dan berbagai alasan lainnya,
yang jelas kita sangat maklum kondisi itu sebagai wujud dari kekecewaan mereka
atas hancurnya mimpi besar mereka untuk mempersembahkan sesuatu bagi negeri
Jambi dan tanah air mereka Indonesia ini,” ungkap Mbah Wiro.
Lebih jauh dia mengimbuhkan, Konser akbar pemecahan rekor
MURI yang direncanakannya tersebut adalah konser orkestra non-stop selama tiga
setengah jam menampilkan sedikitnya 121 lagu tanah air baik lagu daerah, lagu
klasik, maupun lagu kotemporer yang dimaksudkan untuk menjadi referensi
pengingat bahwa kesemua lagu itu adalah khasanah budaya Indonesia, jangan
sampai dicuri lagi oleh negara lain.
“Memang sih yang menjadi inti masalah gagalnya konser ini
adalah masalah klasik yakni soal biaya. Soalnya untuk konser ini akan menelan
biaya yang tidak sedikit yakni sampai Rp1,5 miliar. Tapi hal tu terbilang masih
sangat kecil dibandingkan dengan perjuangan kita mempersiapkan semua ini dengan
telah melalui masa proses sampai 40 tahun, ini yang belum mampu diapresiasi oleh
publik kita,” tegas dia nelangsa.
Namun, tambah tokoh musik yang karya-karya gubanahnnya
bahkan sempat mengudang decak kagum Idris Sardi maestro biola Indonesia ini,
meskipun konser yang direncanakan menjadi persembahan khusus bagi negeri Jambi
itu nyata-nyata telah batal, dirinya masih tetap menyimpan harap akan ada pihak
sponsor yang berani mengapresiasi positif niatnya tersebut sehingga apapun dan
oleh siapapun atau dimanapun konser yang diyakininya akan sangat fenomenal ini
akan dapat digelar di masa-masa mendatang.
“Kedepan kalau memang masih ada pihak yang berani menjadi
sponsor kita langsung menyambut baik tanpa lagi mempermasalahkan persyaratan
konsep yang kita usung, mau dipentaskan partai politik kek, perusahaan kek, mau
dipentaskan di Jepang kek, di Malaysia kek, terserah, kita pasti akan menerima
apapun itu persyaratannya,” tegas Mbah Wiro menandaskan.(*)
Penulis: Yupnical Saketi
Editor: Yupnical Saketi